Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 12 Desember 2009

PETUNJUK
PENYUSUNAN USULAN DAN LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Harsoyo Purnomo

BAGIAN I
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


I. KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (classroom action research) dapat didefinisikan sebagai suatu kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, mem-perdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran dilakukan.
PTK dilakukan dengan proses pengajian berdaur (cyclical) yang terdiri atas empat tahap: Perencanaan--Pelaksanaan--Pengamatan--Refleksi.

B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Beberapa pakar memiliki pendapat yang berbeda terhadap karakteristik penelitian tindakan kelas. Berikut adalah perpaduan dari beberapa pendapat para pakar tersebut.
  1. PTK didasarkan atas masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran;
  2. PTK memusatkan perhatian pada permasalahan yang spesifik–kontekstual sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentatifan sampel.
  3. PTK dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama dengan pihak lain.
  4. Pada PTK peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
  5. PTK bertujuan memecahkan masalah dan / atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
  6. PTK dilaksanakan dalam rangkaian langkah-langkah yang terdiri dari beberapa siklus.
  7. Subjek / objek yang diteliti adalah tindakan yang dilakukan, meliputi keefektifan metode, teknik, atau proses pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
  8. Tindakan yang dilakukan adalah tindakan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.

C. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (1993) ada enam prinsip penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut.

  1. PTK yang dilakukan oleh guru hendaknya tidak mengganggu tugas utama guru dalam melaksanakan proses belajarmengajar.
  2. Metode pengumpulan data tidak menyita waktu guru sehingga berpeluang meng-ganggu proses pembelajaran.
  3. Metode yang digunakan harus cukup reliabel sehingga memungkinkan guru mengidenti-fikasi dan merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dirumuskannya.
  4. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukannya, dan bertolak dari tanggung jawab profesionalnya, guru me-
    miliki komitmen terhadap pemecahannya.
  5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh perha
    tian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya.
  6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom exceeding perspective dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan / atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

D. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memiliki tujuan sebagai berikut.

  1. PTK dilaksanakan untuk perbaikan dan / atau peningkatan praktik pembelajaran se- cara berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada penunaian misi profesional kepen-didikan yang diemban oleh guru.
  2. Perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses bela-jar-mengajar.
  3. Pengembangan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggu-langi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di kelasnya dan / atau di sekolahnya sendiri.


E. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memiliki manfaat sebagai berikut.

  1. Peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
  2. Peningkatan sikap profesional guru dan dosen.
  3. Perbaikan dan / atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa.
  4. Perbaikan dan / atau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
    Perbaikan dan / atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar.
  5. Perbaikan dan / atau peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
  6. Perbaikan dan / atau peningkatan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
    Perbaikan dan / atau peningkatan kualitas penerapan kurikulum.


F. Bidang Kajian

Bidang kajian penelitian tindakan kelas antara lain meliputi:

  1. masalah belajar siswa di sekolah;
  2. strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran di kelas;
  3. alat bantu, media, dan sumber belajar;
  4. sistem evaluasi proses dan hasil belajar;
  5. pengembangan kepribadian peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya;
  6. masalah kurikulum.


II. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengajian melalui sistem berdaur atau si-klus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Ada lima tahapan dalam pelaksanaan PTK. Kelima tahapan dalam pelaksanaan PTK tersebut adalah: penetapan fokus masalah pe-nelitian; perencanaan tindakan perbaikan; pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi; analisis dan refleksi; perencanaan tindak lanjut.


A. Penetapan Fokus Penelitian

Fokus penelitian ditetapkan berdasarkan permasalahan yang timbul dan benar-benar di-rasakan dan dihayati oleh guru, dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya. Permasalahan dapat bersumber dari siswa, guru, kurikulum, metode pembelajaran, bahan ajar, sumber belajar, media belajar, instrumen tes, atau prestasi belajar siswa, dan sebagainya.


1. Identifikasi Masalah

Masalah akan timbul jika ada gap atau kesenjangan antara das sollen dan das sein, antara apa yang seharusnya ada dan apa yang ada dalam kenyataan, antara harapan dan kenyataan, dan yang sejenisnya. Kesenjangan dapat berupa ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan sebagainya.
Masalah yang muncul perlu diidentifikasi, apa saja masalahnya—tulis semua masalah yang ada—kemudian masalah-masalah tersebut dipilah masalah-masalah mana yang masuk ke dalam lingkup penelitian, dan masalah-masalah mana yang tidak masuk ke dalam lingkup penelitian. Dari masalah-masalah yang masuk ke dalam lingkup penelitian, masih perlu dibatasi lagi, apa saja masalahnya. Pembatasan fokus perhatian seperti itu, disebut permasalahan penelitian, untuk membedakan dengan istilah masalah yang selalu muncul dan dihadapi setiap hari.
Untuk dapat mengidentifikasi permasalahan, diperlukan pengetahuan mengenai cabang ilmu tertentu. Hampir tidak mungkin seseorang yang tidak memiliki pengetahuan dapat menemukan permasalahan untuk penelitian.



2. Pemilihan Masalah

Masalah-masalah yang telah teridentifikasi, belum tentu layak untuk diteliti. Oleh karena itu perlu dipilih masalah mana yang sesuai, menarik, penting, dianggap perlu, atau layak untuk diteliti. Untuk memilih permasalahan yang akan diteliti, perlu pertimbangan dari aspek permasalahannya, dan dari aspek calon penelitinya.


a. Pertimbangan dari Aspek Permasalahan

Dari aspek permasalahan, pertimbangan yang diperlukan adalah manfaat hasil penelitian antara lain bagi:

  • peningkatan kualitas proses pembelajaran;
  • peningkatan profesionalisme guru;
  • peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidik-an di dalam dan luar kelas.
  • peningkatan prestasi belajar siswa;
  • perbaikan dan / atau peningkatan kualitas instrumen evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa;
  • perbaikan dan / atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar;

Apabila berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas hasil penelitian me-mang bermanfaat, kegiatan penelitian dapat dilanjutkan. Namun, apabila hasil penelitian dinilai tidak bermanfaat, sebaiknya tidak dilakukan, sebab akan mubadzir, hanya mem-buang biaya, tenaga, dan waktu.


b. Pertimbangan dari Aspek Peneliti

Meskipun suatu permasalahan dianggap layak untuk diteliti berdasarkan aspek manfaat, namun masih bergantung pada pertimbangan dari aspek peneliti, apakah permasalahan tersebut dapat di-manage atau tidak oleh calon peneliti. Oleh karena itu perlu diperhatikan:

  • biaya dan tenaga yang tersedia;
  • waktu yang diperlukan atau yang dapat digunakan;
  • material (bahan dan alat) yang tersedia;
  • penguasaan metode yang diperlukan;
  • kemampuan intelektual peneliti.

Jadi, calon peneliti perlu bertanya kepada diri sendiri, apakah permasalahan yang akan diteliti sesuai, ditinjau dari aspek permasalahannya, maupun dari aspek peneliti. Apabila tidak sesuai, sebaiknya dipilih permasalahan lain yang sesuai, atau permasalahan ter-sebut dimodifikasi agar sesuai.


3. Perumusan Masalah

Permasalahan yang telah diidentifikasi, dan dipilih, selanjutnya perlu dirumuskan. Perumusan masalah ini sangat penting, sebab dengan perumusan masalah, permasalahan penelitian akan menjadi jelas dan terbatas, sehingga dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya.
Dalam perumusan masalah tidak terdapat aturan khusus, namun ada yang mendefinisikan bahwa rumusan masalah (masalah penelitian) adalah kalimat tanya yang menghubungkan dua variabel. Oleh karena itu: masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya; rumusan masalah hendaknya padat dan jelas; rumusan masalah harus dapat memberikan petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data dan informasi, untuk menjawab pertanyaan tersebut secara empiris.
Dengan demikian, rumusan masalah dapat merupakan pembatasan (pelingkupan) pe-nelitian. Semakin banyak pertanyaannya, semakin banyak pula material, biaya, tenaga, dan waktu serta jumlah halaman laporan yang diperlukan. Demikian pula sebaliknya.
Ada juga yang berpendapat, bahwa rumusan masalah tidak harus disusun dalam kalimat pertanyaan (interogatif), tetapi dalam kalimat pernyataan (deklaratif). Namun, rumusan masalah yang disusun dalam kalimat tanya, akan lebih memudahkan peme-cahannya, sebab jawaban pertanyaan itulah pemecahannya.


B. Perencanaan Tindakian

Perencanaan tindakan diformulasikan dalam bentuk hiporesis tindakan. Bentuk umum hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis penelitian formal—eksperimen—yang me-nyatakan prakiraan terbaik tentang hubungan yang ada di antara variabel-variabel, atau penyelesaian tentatif suatu permasalahan. Hipotesis tindakan menyatakan adanya keyakinan atau kepercayaan bahwa tindakan yang akan dilakukan merupakan solusi yang dapat memecahkan permasalahan yang diteliti.
Hipotesis tindakan dapat disusun berdasarkan: kajian teoritik di bidang pembelajaran; kajian hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang diteliti; diskusi dengan teman sejawat, pakar pendidikan, peneliti lain, dan sebagainya; refleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik.
Sebelum melaksanakan tindakan, tim PTK perlu melakukan berbagai persiapan yang antara lain meliputi:

  1. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
  2. menyiapkan fasilitas dan sarana pembelajaran, seperti media, dan sumber pembela-jaran;
  3. menyiapkan cara perekaman dan analisis data hasil penelitian;
  4. melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan.

C. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi

Kegiatan pelaksanaan tindakan dibarengi dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti oleh refleksi. Observasi didefinisikan sebagai pengamatan langsung menggunakan alat indera, atau alat bantu untuk penginderaan suatu subjek / objek. Alat bantu di sini dapat berupa alat-alat perekam, dan / atau lembar observasi, serta alat penilaian kemampuan guru (APKG).


D. Analisis dan Refleksi

Analisis data adalah suatu proses pengorganisasian data—menata dalam bentuk urutan berdasar kategori atau satuan uraian dasar dan menyajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik, dan lain-lain, yang mudah dipahami—penafsiran, dan pengujian hipotesis untuk membuat kesimpulan.
Data yang bersifat kualitatif—hasil pengamatan atau observasi—dianalisis seca-ra kualitatif, misalnya dengan model Miles and Huberman (1984) yang meliputi reduksi data, penyajian data, konklusi dan verifikasi.
Melakukana refleksi berarti merenungkan secara intens apa yang telah terjadi, dan apa yang tidak terjadi, mengapa segala sesuatu terjadi dan / atau tidak terjadi, serta menjajagi alternatif-alternatif solusi yang perlu dikaji, dipilih dan dilaksanakan untuk dapat mewujudkan apa yang dikehendaki.
Secara teknis refleksi dilakukan dengan cara menganalisis dan sintesis, di sam-ping induksi dan deduksi. Suatu proses analitik terjadi apabila objek kajian diuraikan menjadi bagian-bagian, serta dicermati unsur-unsurnya. Sementara proses sintetik ter-jadi apabila berbagai unsur objek kajian yang telah diurai tersebut dapat ditemukan kesamaan esensinya secara konseptual sehingga dapat ditampilkan sebagai suatu ke-satuan.
Apabila dicermati, dalam proses refleksi tersebut dapat ditemukan komponen-komponen berikut.

ANALISIS---PEMAKNAAN---PENJELASAN---KESIMPULAN---TINDAK LANJUT







BAGIAN II
USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


I. LATAR BELAKANG MASALAH


Berisi deskripsi situasi yang mendorong peneliti melakukan penelitian. Apa pokok masalahnya, bagaimana masalah timbul, dan mengapa permasalahan tersebut dipilih. Tunjukkan fakta-fakta pendukung sebagai justifikasi bahwa permasalahan tersebut belum pernah terpecahkan sebelumnya, baik dari pengamatan guru maupun dari kajian pustaka tentang hasil penelitian terdahulu.



II. PERMASALAHAN


Masalah hendaknya diangkat dari permasalahan nyata sehari-hari yang terjadi di kelas atau di sekolah, yang dianggap merisaukan atau menimbulkan ketidakpuasan bagi guru. Permasalahan diawali dengan identifikasi masalah, kemudian pemilihan masalah, dan diakhiri dengan perumusan masalah.



III. CARA PEMECAHAN MASALAH


Kemukakakan cara yang diajukan untuk memecahkan permasalahan, alternatif peme-cahan masalah hendaknya memiliki landasan konseptual yang mantap, bertolak dari analisis masalah.



IV. TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian harus konsisten dengan permasalahan yang akan dicari pemecahan- nya, atau disesuaikan dengan rumusan permasalahannya. Tujuan hendaknya realistis menjawab pertanyaan, dan mudah dicapai.



V. MANFAAT PENELITIAN


Manfaat penelitian diuraikan secara spesifik, yaitu manfaat bagi siswa—perbaikan dan / atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa—bagi guru pelaksana PTK dan bagi guru-guru yang lain—peningkatan kompetensi dalam mengatasi masalah pem-belajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas, peningkatan sikap profesional guru —bagi sekolah, dan bagi dosen-dosen LPTK yang terlibat di dalamnya, dan pihak-pihak lain yang terkait.



VI. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN


A. Telaah Pustaka

Telaah pustaka digunakan untuk memperoleh teori-teori atau metodologi yang dapat di-
gunakan untuk menjelaskan variabel yang akan diteliti, dan memnentukan alternatif tindakan yang akan diimplementasikan. Teori-teori yang digunakan adalah teori-teori yang benar-benar telah teruji kebenarannya secara empiris. Dalam hal ini juga diper-lukan dukungan dari hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan kegiatan penelitian yang sedang dilakukan.


B. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan menyatakan bahwa tindakan yang diambil atau yang akan dilakukan merupakan solusi yang dapat memecahkan permasalahan yang diteliti.



VII. RENCANA PENELITIAN


A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

Bagian ini mendeskripsikan di mana penelitian dilakukan, di kelas berapa, dan bagai-mana karakteristik kelas tersebut—komposisi laki-perempuan, latar belakang sosial ekonomi, kemampuan siswa, dan sebagainya—yang relevan.


B. Variabel yang Diteliti

Variabel yang diteliti dapat berupa: variabel input, variabel proses, dan variabel output.


C. Rencana Tindakan

Siklus I

1. Perencanaan

  • Menyusun skenario pembelajaran dengan netode yang dipilih
  • Membuat lembar observasi
  • Membuat media / alat bantu mengajar
  • Menyusun instrumen evaluasi dan uji instrumen

2. Pelaksanaan Tindakan

3. Observasi dan Interpretasi

4. Analisis dan Refleksi



Siklus II .....


D. Data

1. Sumber Data

2. Jenis Data

  • Rencana pelaksanaan pembelajaran
  • Observasi pelaksanaan pembelajaran
  • Hasil belajar siswa
  • Jurnal


E. Pengambilan Data

  1. Memberikan tes kepada Siswa
  2. Penggunaan lembar observasi untuk data situasi pembelajaran
  3. Penggunaan jurnal guru untuk data refleksi
  4. Penggunaan RPP dan lembar observasi (untuk keterkaitan perencanaan dan pelaksanaan


F. Indikator Kinerja

Mendeskripsikan indikator keberhasilan penelitian, atau menetapkan kriteria keberha- silan penelitian.



VIII. JADWAL PENELITIAN


Jadwal penelitian disusun dalam bentuk matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.



IX. DAFTAR PUSTAKA


Daftar pustaka memuat pustaka-pustaka yang relevan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan usulan penelitian tindakan kelas. Penyusunan daftar pustaka dapat menggunakan salah satu dari model (gaya) yaitu: gaya CMS (The Chicago Manual of Style), gaya CSE (Council of Science Editors), atau gaya APA (American Psycho-logical Association).











BAGIAN III
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS



I. HALAMAN SAMPUL



Halaman sampul depan memuat: judul laporan, maksud penulisan laporan, lambang / logo institusi atau sekolah, nama (nama-nama) peneliti, nama institusi, nama kota dan tahun penyelesaian laporan.



II. HALAMAN PENGESAHAN



Halaman pengesahan memuat: judul penelitian, nama (nama-nama) dan identitas peneliti, tanda tangan pimpinan dan cap lembaga terkait.



III. ABSTRAK


Abstrak (abstrak informatif) atau intisari terdiri atas 75—250 kata, yang memuat informasi: ikhtisar pokok masalah, dan alasan dilakukannya penelitian; tujuan pene-litian; metode penelitian; hasil, dan makna hasil; kesimpulan. Abstrak ditulis dengan jarak satu spasi vertikal.



IV. KATA PENGANTAR


Kata pengantar memuat informasi mengenai hal-hal yang medahului pelaksanaan penelitian yang dilakukan, bukan informasi mengenai penelitian itu sendiri. Dapat juga berisi penjelasan peneliti mengapa penelitian itu dilakukan, gagasan yang melatarbelakangi penelitian, dan harapan peneliti mengenai manfaat atau kegunaan hasil penelitiannya.
Kata pengantar biasanya juga memuat ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan mulai dari persiapan penelitian, sampai selesainya penulisan laporan. Apabila diperlukan ucapan terima kasih, maka terima kasih hanya disampaikan kepada pihak-pihak yang benar-benar membantu secara intelektual, dan ditulis secara urut mulai dari yang paling besar bantuannya.



V. DAFTAR ISI


Daftar isi adalah kerangka garis besar laporan beserta nomor halamannya. Materi yang dimasukkan ke dalam daftar isi adalah kepala (heading) yang tepat yang memperlihatkan seluruh isi laporan, dapat juga dilengkapi dengan kepala level ke-2, dan kepala level ke-3.
Halaman dari elemen pendahuluan (preliminary elemen) mulai dari halaman judul sampai daftar ilustrasi, diberi nomor dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, dan seterusnya). Halaman judul dan halaman persetujuan tidak dimasukkan ke dalam daftar
isi; daftar isi dimulai dari abstrak.
Halaman elemen utama dan elemen akhir, dari pendahuluan sampai dengan lampiran diberi nomor dengan angka arab (arabic numeral).



VI. DAFTAR TABEL


Jika di dalam laporan terdapat banyak tabel, maka setelah daftar isi, disediakan halaman khusus yang memuat judul tabel beserta nomor halamannya. Tetapi jika hanya terdapat satu atau dua tabel, maka daftar tabel tidak diperlukan.



VII. DAFTAR ILUSTRASI


Ilustrasi meliputi: foto; gambar / gambar garis; grafik; diagram—diagram lingkaran, diagram kotak, diagram alir, diagram batang, atau diagram balok—bagan; peta; dan denah.
Seperti halnya daftar tabel, jika hanya terdapat satu atau dua ilustrasi maka tidak diperlukan daftar ilustrasi. Mengenai berapa jumlah minimal tabel atau ilustrasi yang perlu diuatkan daftar, bergantung pada pertimbangan atau “rasa” dari penulis.



VIII. PENDAHULUAN


Pendahuluan (introduction) merupakan tempat yang sebaik-baiknya bagi penulis / peneliti untuk membeberkan rencana keseluruhan karya ilmiah penelitiannya kepada pembaca. Melalui pendahuluan, pembaca dituntun secara perlahan-lahan tetapi tepat ke arah pemikiran yang logis, mengenai penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Bagian-bagian penting yang terdapat di dalam pendahuluan adalah: deskripsi atau penjelasan terhadap subjek penelitian; latar belakang—masalah—teoritis, dan his-toris; ruang lingkup yang dinyatakan dalam rumusan permasalahan; tujuan penelitian; manfaat penelitian; pernyataan hipotesis tindakan (jika ada); definisi operasional varia-bel; deskripsi singkat metode yang digunakan.
Dalam penulisan pendahuluan, bagian-bagian pendahuluan tidak harus dipisahkan dalam subkepala (subheading), tetapi cukup dipisahkan dalam alinea-alinea atau paragraf.



IX. TELAAH PUSTAKA


Telaah pustaka atau tinjauan pustaka diperlukan untuk mengetahui apakah permasalahan yang akan diteliti pernah diteliti sebelumnya, untuk mencari data hasil penelitian ter-dahulu yang relevan, mencari teori-teori, konsep-konsep, dan metode mutakhir.
Teori-teori yang diperlukan adalah teori yang benar-benar relevan yang dapat memberikan arah pelaksanaan penelitian, yang dapat digunakan untuk menjelaskan variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberikan jawaban sementara (hipo-tesis), dan penyusunan instrumen penelitian. Teori-teori yang diperlukan adalah teori-teori yang benar-benar telah teruji secara empiris.
Teori juga diperlukan untuk membangun kerangka berpikir, yaitu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir akan mejelaskan secara teoritis per-tautan antar variabel yang akan diteliti. Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam paradigma penelitian. Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis yang akan digunakan.



X. PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian mendeskripsikan: lokasi, waktu, mata pelajaran, karakteristik siswa di sekolah sebagai subjek penelitian,. Kejelasan setiap siklus: perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional, layak, dan kolaboratif.



XI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian menyajikan data lengkap—data utama—setiap siklus, mengenai hasil pengamatan dan pengukuran, serta hasil refleksi. Perlu ditambahkan hal yang medasar, yaitu perubahan pada diri siswa, guru, lingkungan, motivasi dan keaktifan belajar, situ-asi kelas, dan hasil / prestasi belajar.
Data yang bersifat kualitatif—hasil pengamatan atau observasi—dianalisis secara kualitatif, misalnya dengan model Miles and Huberman (1984) yang meliputi reduksi data, penyajian data, konklusi dan verifikasi. Di samping model Miles and Huberman, dapat juga digunakan model Spradley (1980) yang meliputi langkah-langkah: analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, analisis tema kultural.
Sementara data yang bersifat kuantitatif—hasil tes—dapat dianalisis secara kuantitatif dengan model statistik yang cocok.
Data dapat disajikan dalam bentuk foto; gambar / gambar garis; grafik; diagram—diagram lingkaran, diagram kotak, diagram alir, diagram batang, atau diagram balok—bagan; peta; denah; dan sebagainya, bergantung mana yang paling cocok, dan paling tepat.
Data dan informasi hasil penelitian yang dianalisis, terus dibahas. Antara hasil dan pembahasan. tidak perlu dipisahkan dengan subkepala (subheading). Dalam pembahasan pembaca dituntun melalui suatu penalaran yang logis dan akseptabel, untuk sampai pada kesimpulan.
Informasi utama yang perlu dikemukakan dalam pembahasan antara lain adalah:
interpretasi—pendapat atau pandangan teoritis—dan evaluasi peneliti terhadap hasil penelitian; penjelasan apakah hipotesis yang dikemukakan dalam pendahuluan telah dapat dibuktikan; penjelasan apakah berdasarkan hasil penelitian permasalahan telah terjawab atau telah dapat terpecahkan; penjelasan apakah tujuan penelitian telah dapat dicapai; apakah hasil penelitian telah menjawab pertanyaan yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian; penjelasan mengenai hubungan antara hasil penelitian atau penemuan peneliti dengan hasil penelitian terdahulu, termasuk pembahasan penemuan terdahulu oleh peneliti lain, apakah sesuai atau tidak sesuai; alasan yang kuat apabila terdapat ketidaksesuaian atau perbedaan antara hasil penelitian atau penemuan peneliti, dengan hasil penelitian terdahulu.
Jika terdapat keraguan mengenai hasil, hasil yang cacat, hasil yang tidak men-dukung hipotesis, harus dijelaskan mengapa, apa sebabnya; apakah metode pene-litiannya yang cacat, apakah dapat diperbaiki, dan sebagainya, sehingga pembaca benar-benar memperoleh informasi yang lengkap, dan tepat atau akurat.



XII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan (konklusi) adalah pernyataan pendapat yang dibuat berdasarkan fakta hasil penelitian dan / atau premisum (premise) melalui penarikan kesimpulan (inference). Pe-narikan kesimpulan (inference) adalah cara menyatakan sesuatu yang belum diketahui atau tidak diketahui, atas dasar apa yang telah diketahui; atau proses berpikir yang bergerak dari observasi, melalui pengetahuan dan keyakinan sampai ke kesimpulan.
Ada beberapa tipe inference yaitu: generalisasi (induksi), spesialisasi (deduksi), hubungan kausal-efek, generalisasi kausal-efek, argumen, silogisme, dan analogi.


B. Saran

Saran atau rekomendasi adalah advis penulis / peneliti mengenai apa yang perlu atau harus dikerjakan, yang didasarkan atas data yang disajikan dalam laporan penelitian.



XIII. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat pustaka-pustaka yang relevan yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan penelitian tindakan kelas. Semua pustaka yang dikutip dalam teks harus dimasukkan ke dalam daftar pustaka, atau sebaliknya semua pustaka yang terdapat dalam daftar pustaka harus terdapat di dalam teks atau naskah skripsi sebagai sumber kutipan. Gaya penulisan daftar pustaka dapat menggunakan gaya: CMS, CSE, atau APA.



XIV. LAMPIRAN



Penggunaan informasi tambahan dalam bentuk lampiran dimaksudkan untuk menam- bah kejelasan tubuh laporan penelitiaan. Lampiran menyajikan informasi-informasi yang dianggap terlalu panjang / luas atau terlalu sulit jika dimasukkan ke dalam tubuh laporan. Dengan demikian, informasi-informasi yang penting dan relevan dengan bagian-bagian dalam laporan, tetapi tidak dapat dimasukkan ke dalam teks, dapat dima-sukkan ke dalam lampiran.


BIBLIOGRAFI


Depdiknas Ditjen Dikti. 2005. Pedoman penyusunan usulan dan laporan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Jakarta: Depdiknas Ditjen Dikti Direktorat Pembinaan Penddidikan Tenaga Kependdidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.


Fraenkel, J.R., and N.E. Wallen. 1993. How to design and evaluate research in education. 2nd ed.New York: mcGraw-Hill Inc.


Hopkins, D. 1993. A teacher’s guide to classroom research. 2nd ed. Buckingham: Open University Press.


McMillan, J.H., and S. Schumacher.2001. Research in education. 5th ed. New York: Addison Wesley Longman, Inc.


Purnomo, H. 2009a. Metode penulisan karya ilmiah. http://www.harso-purnomo/. blogspot.com.


------ 2009b. Metodologi penelitian. Semarang: IKIP PGRI Semarang.


Sarwono, J.T. 2006. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Sugiyono. 2009a. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandubg: CV Alfabeta.


------ 2009b. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung: CV Alfabeta


Sukmadinata, N.S. 2008. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian tindakan kelas (classroom action research). Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar