Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kamis, 13 Agustus 2009

ROKOK




ROKOK SUMBER PENCEMAR PERSONAL BERBAHAYA
YANG DISUKAI KONSUMEN


Merokok merupakan sumber pencemaran personal dan lingkungan sosial yang menarik untuk
dibahas. Merokok merupakan suatu kegiatan yang jika sudah dimulai sukar untuk menghentikannya. Merokok menimbulkan risiko yang besar bagi perokok maupun bagi bukan perokok yang berada di sekitarnya.
Pada tahun 1979, J. Califano, Sekretaris Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Masyarakat Amerika Serikat menyatakan bahwa merokok merupakan pe-nyebab kematian terbesar di Amerika, yang seharusnya dapat dicegah. Sementara Sekretaris Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan Amerika Serikat terdahulu, menyatakan bahwa merokok sesungguhnya merupakan bunuh diri secara perlahan-lahan.
Sementara Pemerintah Indonesia memperingatkan bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Peringatan bahaya merokok tersebut dapat dijumpai dan dibaca di mana saja—di jalan-jalan protokol kota besar, sampai ke pelosok-pelosok—dalam bentuk poster, baliho, iklan rokok sendiri—melalui radio dan televisi—dengan berbagai bentuk dan ukuran, dan bahkan dalam setiap pak kemas-an rokok juga terdapat peringatan tersebut.



Rekor dalam Sejarah


Pada tahun 1975 perokok di Amerika rata-rata menghisap 4.040 batang rokok per orang per tahun. Pada tahun 1979, lebih dari 55 juta pria dan wanita Amerika merokok 615 milyar batang rokok. Sementara konsumsi dunia pada waktu itu lebih kurang 3 triliun batang per tahun.



Carcinogen di Dalam Rokok


Lebih dari 2.000 senyawa kimia terdapat di dalam asap rokok. Di antara senyawa-se-nyawa tersebut yang dianggap penting antara lain: karbon monoksida, karbon dioksida, amonia, nitrosamine, nitrogen oksida, hidrogen cyanida, sulfur, nitrit, keton, alkohol, dan akrolin.
Di dalam tar terdapat hidrokarbon yang carcinogenik, termasuk di dalamnya: nitrosamine, benzopyrene, anthracene, acridine, quinolin, benzena, naphtol, naphtalena, cresol, insektisida (DDT), dan unsur radioaktif potassium-40, radium-226, polonium-210. Di samping itu juga terdapat logam berat cadmium, dan nikel carbonyl.
Dari 56 merk rokok di Amerika diketahui mengandung nikotin 1,09—1,60 mg per batang; dan mengandung tar 17,4—27,1 mg per batang. Rokok di Indonesia mengan dung nikotin 1,1—2,6 mg per batang, dan tar 14—47 mg per batang.
Besarnya perbedaan kadar nikotin dan tar antara rokok produk Amerika, dan ro- kok produk Indonesia menunjukkan bahwa rokok produk indonesia lebih berbahaya daripada rokok produk Amerika.
Besarnya kandungan nikotin dan tar yang terdapat di dalam rokok yang masuk ke saluran pernapasan perokok, sangat bergantung pada teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan rokok, di samping kualitas tembakau dan bahan lain yang digunakan sebagai bahan dasarnya. Teknologi yang digunakan untuk menurunkan kadar nikotin dan tar yang masuk ke dalam saluran pernapasan, antara lain teknik pembuatan filternya. Teknik pembuatan filter akan menetukan ukuran pori filter rokok.
Terdapatnya bahan-bahan yang bersifat toksik dan karsinogenik di dalam rokok maka merokok dapat menimbulkan karsinoma (kanker) dan gangguan kesehatan lainnya.



Pengaruh Merokok terhadap Kesehatan


Pemakaian tembakau dalam bentuk rokok, cerutu, pipa cangklong, dan sebagai “susur” tanpa harus membakarnya, mempunyai risiko yang tinggi, baik bagi perokok sendiri, maupun bagi bukan perokok yang berada di sekitarnya. Berdasarkan data statistik, merokok dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, bergantung pada rokok yang dihisap, jumlahnya, usia mulai merokok, dan daya tahan seseorang.
Adapun penyakit yang dapat ditimbulkan karena merokok antara lain: kanker paru-paru, kanker mulut, kerongkongan, kanker ginjal, kanker kandung kencing, penyakit jantung / kardiovaskuler, penyakit paru-paru kronis, bronchitis, emphysema, gangguan pada organ reproduktif, gangguan kehamilan, kelahiran, dan genetik.
Asap rokok yang keluar dari ujung rokok yang dibakar lebih berbahaya daripada asap yang keluar dari mulut perokok. Efek yang timbul bagi bukan perokok sama dengan bagi perokok. Suatu fakta menunjukkan bahwa para isteri yang suaminya perokok berat, mempunyai risiko berkembangnya kanker paru-paru lebih tinggi, dibandingkan para isteri yang suaminya bukan perokok, demikian juga kemungkinan timbul bronchitis bagi anak-anak yang ayah / ibunya merokok. Sebagian besar bukan perokok akan mengalami iritasi pada mata, dan hidungnya jika terekspose oleh asap rokok.



Ketergantungan pada Rokok


Meningkatnya jumlah prokok diduga erat hubungannya dengan semakin gencarnya promosi rokok dewasa ini. Iklan rokok dapat dijumpai di mana saja, kapan saja, dalam berbagai bentuk, model, dan cara penyajiannya. Iklan rokok telah mendominir iklan pro duk lainnya.
Jika diamati secara seksama, sesungguhnya iklan rokok (kebanyakan) justru “menipu”, yang memberikan kesan bahwa: perokok berjiwa muda, atraktif, fantastis, sportif, sehat, seksi, dan hal-hal yang tidak wajar lainnya.
Adapun yang menyebabkan orang sulit berhenti merokok antara lain karena efek merokok baru akan tampak setelah lebih kurang 20 tahun kemudian. Akibatnya akan berkembang mythos “it will never happen to me” di kalangan para perokok. Efek fisio-logis nikotin relatif lembut, dan kompleks. Ketergantungan terhadap rokok karena rokok dianggap sebagai penenang, stimulan yang lembut, dan dapat menghilangkan rasa bosan, yang akibatnya akan timbul “tobacco habituation”. Beberapa individu yang berhenti merokok secara tiba-tiba akan menderita: mudah marah, gangguan tidur, melemahnya konsentrasi dan memori, kecemasan, ketagihan tembakau, dan gangguan pencernaan.



Menghadapi Masalah Merokok


Untuk mengurangi ancaman kesehatan akibat pencemaran asap rokok, dapat ditempuh antara lain dengan program komprehensif, dan cara-cara menghadapi perokok.



1. Program Komprehensif


Program komprehensif meliputi:
a. mencegah anak-anak muda dari hal-hal yang berkaitan dengan cara memperoleh rokok;
b. melarang semua bentuk iklan, atau sekurang-kurangnya membatasi
dalam cetakan hitam putih, demikian juga iklan-iklan yang bersifat “menipu”;
c. memberlakukan dan memegang teguh peraturan yang tegas untuk melindungi bukan perokok pada semua tempat umum, dan menanamkan keberanian bagi semua kantor dan perusahaan untuk tidak mengijinkan merokok, kecuali pada tempat khusus yang disediakan;
d. menghilangkan semua subsidi finansial bagi industri tembakau, memberikan ganti rugi bagi yang kehilangan income karenanya, membantu memberi subsidi kepada para petani untuk menanam tanaman yang menyehatkan;
e. mengharuskan bahwa kandungan tar, nikotin, dan bahan kimia lainnya yang mem- bahayakan lainnya pada semua rokok untuk tidak melampaui level tertentu;
f. mengembangkan penelitian terhadap pengganti tembakau, dan mengurangi bahaya merokok atau memperkecil risiko kesehatan bagi yang tetap memilih menjadi pero- kok, atau bagi yang tidak dapat berhenti merokok.



2. Menghadapi Perokok


Untuk melokalisir atau mempersempit ruang lingkup bagi perokok dalam hubungannya dengan masalah kesehatan global, cara-cara berikut dapat ditempuh.
a. Melarang merokok di tempat umum yang tertutup seperti kantor, kendaraan umum, dan sebagainya, dan hanya mengizinkan di tempat-tempat khusus.
b. Perokok yang ingin merokok harus minta izin orang lain, atau tidak merokok di dekat orang lain.
c. Keberatan bukan perokok terhadap orang yang merokok harus ditingkatkan, untuk mencegah masuknya bahan-bahan kimia berbahaya ke dalam tubuh.
d. Perokok harus sadar untuk merokok di tempat yang terpisah atau di lingkungan perokok lainnya.



Kiat Berhenti Merokok


American Lung Association telah menyusun kerangka strategi populer untuk berhenti merokok, dan orang-orang yang telah mengikuti strategi tersebut umumnya berhasil dengan baik. Adapun kerangka strategi populer untuk berhenti merokok tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tulis hari dan tanggal kapan Anda akan berhenti merokok, dan buat persetujuan dengan diri Anda sendiri terhadap efek yang akan timbul;
2. Buat daftar yang meliputi: (i) semua alasan mengapa Anda terus menerus merokok; (ii) semua yang berkaitan dengan merokok (kopi, alkohol, dan sebagainya); (iii) se- mua alasan mengapa tidak berhenti merokok; (iv) semua alasan mengapa hendak berhenti merokok; (v) semua keuntungan jika berhenti merokok; (vi) setiap rokok yang Anda hisap selama dua minggu terakhir sebelum rencana berhenti merokok; (vii) semua situasi yang dianggap mengganggu jika tidak merokok;
3. Pilih pengganti rokok;
4. Simpan semua puntung rokok selama dua minggu sebelum tanggal mulai berhenti merokok, kemudian letakkan semua puntung tersebut ke dalam gelas, dan diisi air, lalu letakan pada tempat yang mudah terlihat; setiap Anda ingin merokok, buka tu- tup gelas, cium baunya;
5. Siapkan untuk mencegah gejala-gejala batuk, sembelit, kelelahan, pusing, sakit teng-gorokan, gangguan tidur, di mana gejala-gejala tersebut akan hilang atau berkurang setelah satu minggu;
7. Mulai dengan program latihan setiap hari—jalan-jalan, lari pagi, dan sebagainya—dan makan yang cukup;
8. Ceriterakan kepada orang-orang yang Anda kenal, bahwa Anda mulai berhenti merokok, dan katakan kepada mereka bagaimana mereka dapat membantu;
9. Gunakan teknik perangkap untuk memutuskan keinginan merokok, misalnya: (i) saya kuat melakukan; (ii) coret, gores dengan tinta, atau cubit badan Anda; (iii) pakai gelang karet, tarik kuat-kuat, dan lepaskan, lakukan setiap Anda ingin merokok; (iv) tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan, ulangi beberapa kali sampai keinginan merokok hilang; (v) hindari tempat-tempat dan situasi merokok, serta hindari orang-orang yang sedang merokok; (vi) mandi, ambil minum, dan sebagainya; (vii) jauhkan rasa rindu terhadap rokok, bagaimana pun Anda ingin merokok;
10. Jangan merenungkan keinginan Anda untuk merokok, karena Anda telah merokok untuk rokok Anda yang terakhir;
11. Jangan memikirkan kapan gangguan akan berakhir, ubahlah kebiasaan yang mebo- sankan, alihkan perhatian Anda sendiri;
12. Akhirnya tandatangani kontrak tidak merokok dengan diri Anda sendiri.

Selamat mencoba semoga berhasil.

Bibliografi

Botkin, D.B. and E.A. Keller. 2005. Environmental science. 5th ed. California: John Wiley, & Sons. Inc.

Miller, G.T. Jr. 2005. Living in the environment principles, connections, and solutions. 4th ed. Australia: Thomson Lerning, Inc.


Purnomo, H. 2006. Dasar dasar ilmu lingkungan. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.

Rabu, 12 Agustus 2009

PENULISAN KARYA ILMIAH KAJIAN PUSTAKA
Harsoyo Purnomo



I. PENDAHULUAN
Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan penalaran dan keilmuan, yang sesungguhnya merupakan kegiatan ”bergengsi”, tetapi kurang diminati. Kesulitan yang sering dihadapi oleh para mahasiswa untuk memulai menulis adalah: apa yang akan ditulis, dari mana memulainya, dan bagaimana caranya.
Penyajian materi bertujuan antara lain agar para mahasiswa memiliki kemampuan menjawab ketiga pertanyaan tersebut dengan baik, dan memiliki keterampilan, terutama dalam penulisan karya ilmiah kajian pustaka.
Karya ilmiah kajian pustaka adalah karya ilmiah / karya tulis ilmiah yang disu-sun berdasarkan informasi, fakta dan pendapat yang dikumpulkan dari bahan-bahan pustaka (majalah ilmiah, jurnal, laporan penelitian, prosiding, ensiklopedia, buku teks, dan lain-lain), internet atau media elektronika, dan sumber-sumber lain yang berupa data sekunder.
Karya ilmiah kajian pustaka mengacu pada: research paper, documented paper, library report—istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian—(Samuels 1978, Roth 1986).




II. DEFINISI DAN CIRI-CIRI
Ada beberapa definisi dan ciri-ciri karya ilmiah kajian pustaka (research paper) sebagai berikut.



A. Definisi
1. Pemahaman individual terhadap subyek, yang didukung dengan bukti dari bermacam-macam sumber.
2. Interpretasi penulis terhadap subyek khusus yang didukung dan dijelaskan dengan fakta dan pendapat dari sumber lain.
3. Analisis, interpretasi, dan evaluasi terhadap informasi yang dikumpulkan, kemudian menarik kesimpulan darinya.
4. Karangan formal, di mana author mencari bukti untuk membuktikan sebagian tesis(central thesis) dengan syarat, bukti dikumpulkan dari sumber lain.
5. Laporan individual yang disajikan untuk orang lain (pembaca) mengenai konklusi yang diperoleh setelah menginvestigasi subyek, dan secara seksama menilai informasi yang dikumpulkan.



B. Ciri-Ciri
1. Research paper selalu mengandung fakta, dan pendapat yang dikumpulkan dari sumber lain (buku teks, jurnal, majalah ilmiah, surat kabar, dan media cetak lainnya, internet, film, tape recorder, dokumen pribadi, dan sebagainya).
2. Penulis banyak terlibat di dalamnya, sehingga research paper mencerminkan ide penulis
3. Menyebutkan semua sumber yang digunakan dalam referensi atau bibliografi untuk memberikan informasi kepada orang lain (pembaca) yang memerlukan, atau untuk keperluan verifikasi terhadap bukti yang dikumpulkan.
Dengan memperhatikan definisi dan ciri-ciri research paper tertera di atas, karya ilmiah yang merupakan hasil studi / kajian pustaka, analisis penemuan, interpretasi, dan evaluasi terhadap subyek / informasi yang dipilih dan dikumpulkan, secara total merupakan kreasi baru, sesuatu yang berasal dari penulis, dan orisinal.
Sementara karya ilmiah yang memiliki ciri-ciri berikut, bukan research paper.
1. Koleksi fakta, parafrase, dari sumber lain.
2. Ikhtisar artikel, buku, atau materi lain.
3. Ide orang lain, mengulang secara tidak kritis.
4. Pendapat (opini) personal yang tanpa bukti.
5. Kopi (copy) atau menerima kopi orang lain tanpa penyebutan/penunjukan sumber, apakah karya ilmiah tersebut dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, profesional atau amatir;kegiatan demikian adalah plagiasi.
6. Rangkaian kutipan dan fakta dengan gaya ”potong tempel” (cut-and-paste) tanpa keterlibatan penulis di dalamnya.
7. Susunan kronologis suatu peristiwa kehidupan seseorang (riwayat hidup).
8. Laporan teknik, laporan bisnis, dan karangan informal lainnya.





III. FORMAT UMUM
Penulisan karya ilmiah kajian pustaka hendaknya mengikuti format umum yang mengandung elemen-elemen berikut.


A. Elemen Pendahuluan (Prefatory Element)
1. Judul (Title)
2. Baris Kepemilikan (By Line)


B. Elemen Utama (Main Element)
1. Pendahuluan (Introduction)
2. Batang Tubuh (Body)
3. Bagian Akhir (Ending)
a Ikhtisar (summary) … jika ada
b Kesimpulan (Conclusion)
c Saran (Recommendation) … jika ada.


C. Dokumentasi (Documentation)
1. Catatan (End Note) ... jika ada.
2. Referensi atau Bibliografi
Oleh karena karya ilmiah kajian pustaka (research paper) merupakan karangan formal, maka harus mengikuti ketentuan yang berlaku yang bersifat standar termasuk isi atau informasi yang terkandung di dalam setiap elemennya.
Berikut adalah uraian beberapa elemen tersebut di atas.


1. Judul.
Judul hendaknya informatif, spesifik, ringkas, dan mengandung kata-kata kunci yang mendeskripsikan isi naskah, serta hindari penggunaan simbol-simbol yang kompleks,atau kata-kata yang kurang jelas. Panjang judul maksimaum 12 patah kata.


2. Baris Kepemilikan.
Baris kepemilikan (by-line) yang terdiri dari nama (nama-nama)penulis dan afiliasi institusional (nama lembaga tempat penulis berada), ditulis lengkap dan jelas. Nama yang ditulis di bawah judul umumnya tidak disertai gelar atau jabatan fungsional akademik, diberi superskrip berupa tanda bintang, angka, atau simbol lain untuk catatan kaki. Catatan kaki dapat memberikan nama lengkap—termasuk gelar akademik jika nama di bawah judul tidak lengkap, dan afiliasi institusionalnya.


3. Pendahuluan memuat deskripsi subjek yang dapat dinyatakan dalam bentuk tesis (cenral thesis), latar belakang teoritis dan historis, atau situasi yang mendorong penulis melakukan penulisan, atau yang membuat subjek menjadi penting untuk ditulis, rumusan permasalahan (jika ada), dan tujuan penulisan.


4. Batang tubuh adalah isi naskah karya ilmiah, yang dapat terdiri atas:informasi esensial—untuk memecahkan permasalahan yang dikemukakan dalam pendahuluan, untuk menarik kesimpulan, dan memeberikan rekomendasi praktis—atau analisis,interpretasi, dan evaluasi, terhadap informasi yang dikumpulkan.


5. Ikhtisar atau ringkasan adalah pemadatan seluruh isi naskah, yang dimaksudkan untuk melengkapi orientasi pembaca yang telah membaca naskah terlebih dahulu. Ringkasan harus benar-benar ringkas, jangan memasukkan materi yang tidak terdapat
dalam teks atau naskah.


6. Kesimpulan (konklusi) adalah pernyataan pendapat yang dibuat berdasarkan fakta dan/atau premisum melalui penarikan kesimpulan—induksi, deduksi, hubungan kausal efek, generalisasi-kausal efek, analogi, dan silogisme.


7. Referensi atau bibliografi adalah daftar alfabetis yang memuat pustaka-pustaka yang mengandung materi yang relevan dengan subjek yang ditulis.Apabila seluruh pustaka yang tercantum dalam daftar tersebut benar-benar dikutip di dalam teks, maka daftar tersebut diberi kepala ”Referensi” atau ”Daftar Pustaka”. Namun, apabila pustaka-pustaka yang tercantum di dalam daftar tersebut tidak seluruhnya dikutip di dalam teks, tetapi dipelajari, atau dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang pustaka-pustaka yang perlu dibaca/dipelajari, maka daftar tersebut diberi kepala ”Bibliografi”.


Ada banyak pedoman cara penulisan referensi dan bibliografi yang dikembangkan oleh organisasi profesi akademik, dan berlaku secara internasional. Setiap organisasi profesi akademik memiliki gaya sendiri-sendiri, dengan ciri khasnya masing-masing. Dalam penulisan referensi atau bibliografi tidak dibenarkan seorang penulis menggunakan gaya campuran, apalagi mengombinasikannya. Oleh karena itu harus konsisten, bahwa dalam satu daftar alfabetis—referensi atau bibliografi—hanya di-gunakan satu macam gaya penulisan.
Adapun gaya penulisan daftar alfabetis tersebut antara lain sebagai berikut.
a Gaya CMS (The Chicago Manual of Style)
b Gaya ANSI (American National Standards Institute)
c Gaya ACS (American Chemical Society)
d Gaya APA (American Psychological Association)
e Gaya CBE (The Council of Biology Editors Style Manual)
f dan masih banyak lagi.


Di antara gaya penulisan tertera di atas, gaya CMS paling banyak digunakan, sehingga disebut gaya umum atau pedoman umum, karena dapat digunakan oleh berbagai disiplin ilmu. Di samping itu, gaya CMS merupakan gaya yang paling mudah diingat dan paling mudah cara penulisannya. Penulisan bibliografi pada naskah makalah ini mengikuti gaya CMS.



IV. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN
Ada lima langkah penulisan karya ilmiah kajian pustaka (research paper) , sebagai ber-ikut.



A. memilih Topik dan Subjek
Istilah topik digunakan untuk menunjukkan bidang kajian yang bersifat umum, dan memiliki ruang lingkup yang luas, sedangkan subjek merupakan bagian dari topik yang memiliki ruang lingkup cukup sempit untuk dikaji atau diteliti.
Memilih topik dan subjek yang baik akan menghasilkan karya ilmiah yang baik. Sebalik-nya topik atau subjek yang tidak baik jarang menghasilkan karya ilmiah yang baik. Topik dan subjek dapat dipilih dari media cetak, katalog pustaka, media elektronika, dan pengalaman, atau pengetahuan yang menarik untuk ditulis. Subjek dipilih berdasarkan kriteria:
1. subjek hendaknya benar-benar diketahui/dipahami oleh penulis;
2. subjek hendaknya spesifik, dan dapat diuraikan menjadi lebih rinci;
3. subjek hendaknya penting, dan mendapat perhatian;
4. subjek hendaknya benar-benar menarik;
5. subjek hendaknya dapat di-manage.
Cara memilih dan membatasi subjek secara efektif, adalah sebagi berikut.
1. Buka sistem file ingatan Anda dengan salah satu dari tiga kata kunci: (i) individual, (ii) kelompok, (iii) peristiwa;
2. Sekali Anda memiliki subjek umum yang menarik, tanyakan kepada diri sendiri pertanyaan khusus tentangnya;
3. Pilih pertanyaan yang menarik Anda, dan pertimbangkan kemungkinan sumber informasi
yang tersedia untuk membantu mejawabnya. Jika Anda telah menemukan pertanyaan
yang benar-benar ingin Anda jawab, dan Anda yakin bahwa informasi yang Anda perlukan
untuk menyusun jawaban tersedia, Anda telah menemukan topik atau subjek yang Anda
cari; Anda siap menuju langkah selanjutnya.



B. Mengumpulkan Informasi
Informasi dapat berbentuk fakta atau bukti dan pendapat dari sumber lain. Informasi dicatat atau dikopi pada lembaran-lembaran lepas. Pada setiap lembaran diberi judul atau kepala (heading) sesuai dengan informasi yang dikumpulkan.



C. Mengevaluasi Materi
Penulis harus kritis terhadap informasi yang dikumpulkan. Setiap informasi yang terkumpul, tidak sama pentimgnya. Oleh karena itu harus dievaluasi, dan diseleksi hingga betul-betul relevan dengan subjeknya.



D. Mengorganisasikan Ide
Materi yang telah dievaluasi dan diseleksi, selanjutnya dikoordinasikan, kemudian disusun dengan mengelompokkan lembaran-lembaran catatan informasi yang sejenis menjadi satu organisasi yang lazim disebut outline, dengan mengacu format umum seperti tertera di atas, atau dimodifikasi sesuai kebutuhan.



E. Menulis Naskah
Menulis naskah dapat dilakukan melalui beberapa tahapan: penulisan konsep pertama, revisi, penulisan kembali konsep, penyuntingan, dan penulisan naskah akhir.



1. Penulisan Konsep Pertama

Konsep pertama disusun berrdasarkan kerangka garis besar (outline) yang telah dipersiapkan sesuai dengan research paper yang akan ditulis. Penulisan konsep pertama juga harus memperhatikan tatacara penulisan, yang meliputi: tipe dan ukuran huruf, ukuran kertas, tata letak—batas tepi, jarak antar baris, alinea, penomoran—penulisan bilangan, dan satuan-satuan, pembentukan kalimat, pemakaian huruf, dan tanda baca.
Naskah dapat disajikan dalam bentuk: pemecahan permasalahan; interpretasi terhadap subjek yang dipilih; dan analisis, evaluasi, interpretasi terhadap informasi yang dikumpulkan.



a. Pemecahan Permasalahan
Untuk karya ilmiah kajian pustaka yang berbentuk pemecahan permasalahan, rumusan masalah yangakan dicari pemecahannya dikemukakan dalam pendahuluan, dapat berbentuk kalimat pertanyaan (interogatif) atau pernyataan (deklaratif). Sementara bodi dapat dibagi menjadi beberapa subkepala, yang jumlahnya bergantung pada kompleksitas permasalahan yang akan dicari pemecahannya.
Mula-mula penulis mengemukakan alternatif pemecahannya yang didasarkan atas pengetahuan penulis, yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, dan investigasi. Penulis juga dapat mengemukakan gagasannya dengan menggunakan logika dan bernalar, yaitu dengan membanding-bandingkan: baik-buruk, untung-rugi, manfaat-risiko, dan sebagainya. Kemudian jawaban atau gagasan penulis diperkuat dengan bukti atau fakta, dan informasi esensial yang dikumpulkan dari sumber lain. Naskah diakhiri dengan kesimpulan, dan daftar pustaka atau bibliografi.
Selain bentuk di atas, permasalahan juga dapat dikemukakan dalam subkepala tersendiri, kemudian diikuti dengan subkepala pembahasan, dan kesimpulan.


b. Interpretasi terhadap Subjek Khusus
ign="left">Untuk karya ilmiah kajian pustaka yang berbentuk interpretasi terhadap subjek khusus atau subjek yang dipilih, subjek dapat dinyatakan dalam bentuk tesis pada alinea pertama pendahuluan.
Tesis (central thesis) adalah kalimat yang mendasari komitmen penulisan dengan menyatakan ide utama yang akan dikembangkan; atau pernyataan spesifik yang mengikhtisarkan sudut pandang yang akan ditulis dalam naskah karya ilmiah; atau kalimat yang menyatakan sentral ide.
Batang tubuh (body) juga dapat dibagi menjadi beberapa subkepala, sesuai dengan bagian subjek yang diinterpretasi. Pada setiap subkepala, penulis mengemukakan gagasan, pandangan teoritis, dan pendapat, mengenai subjek atau bagian subjek, yang didukung dan dijelaskan dengan fakta atau pendapat dari sumber lain. Naskah diakhiri dengan kesimpulan dan referensi atau bibliografi.



c. Analisis Interpretasi dan Evaluasi terhadap Informsi yang Dikumpulkan
Karya ilmiah kajian pustaka yang disusun berdasrkan pola analisis, intrpretasi, dan evaluasi terhadap informasi yang dikumpulkan, penulis mula-mula mengemukakan informasi-informasi tersebut pada setiap subkepala yang telah ditetapkan sesuai dengan pembagian atau uraian subjeknya, dalam bentuk kutipan-kutipan. Selanjutnya kutipan-kutipan informasi tersebut dianalisis, dengan menguraikan bagian pokok menjadi bagian-bagian yang lebih kecil/rinci dan jika perlu bagian yang lebih kecil tersebut diuraikan lagi, untuk memahami bagian pokoknya. Penulis juga mengemukakan pandangan teoritis, pendapat, dan gagasannya terhadap informsi yang telah diuraikan, serta mengadakan evaluasi. Naskah diakhiri dengan kesimpulan, dan referensi atau bibliografi.
Untuk menentukan sukses atau gagalnya, dan baik atau buruknya karya ilmiah kajian pustaka yang ditulis, penulis dapat menanyakan kepada diri sendiri, sejauh mana manfaat karya ilmiah yang ditulis, baik bagi penambahan khasanah ilmiah, pengembangan iptek, sumbangan bagi pembangunan, maupum manfaat bagi pembaca.



2. Revisi
Revisi dilakukan oleh penulis atau kelompok penulis untuk perbaikan naskah. Revisi meliputi: ejaan, penggunaan huruf dan tanda baca, pemilihan kata, penggunaan kata kerja, kata benda, kata ganti, kata sambung, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan tata bahasa.
Revisi juga dilakukan untuk meguji isi konsep naskah dalam hal akurasi, penyajian yang logis, dan gaya penulisan. Penulis dapat menambahkan materi-materi yang diperlukan, atau membuang materi-materi yang tidak diperlukan.



3. Penulisan Kembali Konsep
Jika revisi hanya terbatas pada ejaan, penggunaan huruf, dan tanda baca, penulisan kembali konsep tidak diperlukan. Tetapi, apabila penulis menginginkan perubahan gaya penulisan, atau perubahan susunan/ rangkaian, dan ingin menambahkan informasi baru, atau informasi yang semula belum ada, penulisan kembali konsep menjadi perlu.



4. Penyuntingan atau Peredaksian
Penyuntingan atau peredaksian untuk penyempurnaan dan peningktan objetivitas, pengolahan naskah hingga layak terbit (bagi karya publikasi) atau layak digandakan, sesuai dengan patokan pembakuan yang digariskan dan dipersyaratkan.
Setiap naskah sedapat mungkin disunting minimal oleh tiga orang penyunting, yaitu: (i) seorang yang benar-benar ahli dalam bidang yang dikaji; (ii) seorang dari bidang yang terkait; dan (iii) seorang yang ”awam” yang mengetahui persoalan hanya se-cara umum. Setiap penyunting memiliki fungsi yang berbeda, sehingga dengan demikian dapat diusahakan adanya semacam jaminan bahwa mutu karya ilmiah dapat dijaga sebaik-baiknya.
Seperti halnya revisi, penyuntingan dilakukan terhadap materi-materi yang berkaitan dengan tata bahasa, akurasi, logika, gaya penulisan, atau dapat-tidaknya dibaca / dimengerti oleh pembaca, serta meliputi semua materi untuk naskah akhir dan perubah-annya.



5. Penyusunan Naskah Akhir
Naskah akhir merupakan konsep yang benar-benar sudah siap untuk digandakan, diterbitkan, dipublikasikan, atau diserahkan kepada yang berkepentingan. Perlu diingat bahwa menyiapkan halaman depan—jika diperlukan—merupakan hal yang sangat penting. Penulis kadang-kadang lupa bahwa halaman depan suatu karya ilmiah merupakan bagian yang akan menentukan pembaca untuk memutuskan melihat dan membaca, atau tidak melihat dan tidak membaca karya ilmiah yang bersangkutan. Secara psikologis halaman / lembar depan merupakan strategi suksesnya sebuah tulisan.
Menyiapkan halaman depan meliputi: memilih tipe dan ukuran huruf serta ilustrasi untuk sampul, halaman judul, distribusi halaman pada daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar.


V. BIBLIOGRAFI


American Psychological Association. 1980. Publication manual of the American Psychological Association. 2nd ed. Maryland: Garamon?Pridemark Press. Inc.


CBE Style Manual Committee. 1983. CBE style manual: a guide for authors, editors, and publishers in the biological sciences. 5th ed. rev. and expanded. Bethesda, MD: Council of Biology Editors, Inc.



Hubbuch, S. M. 1985. Writing research papers across the curriculum. New York: Holt,Rinehart and Winston.



Purnomo, H. 2000. Metode penulisan karya ilmiah. Semarang: tidak dipublikasikan.



------. 2001. Research paper. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa Kopertis Wilayah VI di Salatiga 9—11 Agustus 2001.



Robert, W. H. 1985. The writer’s companion a short handbook. Boston: Little, Brown and Company.



Roth, A. J. 1986. The research paper process form and content. 5th ed. California: Wadsworth Publishing Company.



Samuels, M. S. 1978. Writing the research paper a step by step guide. New York: Amsco College Publications.



West, P., and S. L. Rubinstein. 1986. The common sense guide to writing the research paper.New York: Macmillan Publishing Company.