Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 20 Desember 2009

PENULISAN ARTIKEL UNTUK JURNAL ILMIAH

Harsoyo Purnomo



I. PENDAHULUAN

Artikel ilmiah adalah karya tulis lengkap yang dimuat dalam jurnal ilmiah, atau majalah ilmiah. Jurnal ilmiah adalah berkala ilmiah yang dikeluarkan oleh lembaga atau organisasi profesi akademik, yang memuat karya ilmiah hasil penelitian. Oleh karena itu, jurnal ilmiah bersifat spesifik dari batang / cabang ilmu tertentu.
Artikel dalam jurnal ilmiah umumnya terdiri dari 2.000 sampai 10.000 kata, yang harus ditulis satu demi satu. Akan sulit dibayangkan kata yang terakhir, jika penulis sedang me-mikirkan kata yang pertama. Demikian juga, sulit untuk mengingat kata yang pertama jika penulis sedang menulis kesimpulan. Jelasnya, untuk menulis artikel yang baik, tahap demi tahap—dari judul sampai daftar pustaka—diperlukan konsentrasi penuh dari penulis.
Mersasakan beban pekerjaan ini, kadang-kadang timbul rasa kecil hati, sehingga hampir tidak mungkin menuliskan kata yang pertama. Kesulitan juga timbul bagi calon penulis, untuk menjawab pertanyaan: apa yang akan saya tulis?, dari mana memulainya?, dan bagaimana caranya?. Artikel yang baik setidaknya mengandung tiga unsur, yaitu logika ilmu yang tepat, bahasa yang jelas dan tepat, serta gaya khusus yang dipersyaratkan oleh jurnal, di mana artikel akan dikirim.
Setiap jurnal pada umumnya memiliki gaya selingkung yang merupakan salah satu penciri kepribadian dan jati diri suatu berkala. Gaya selingkung jurnal yang satu berbeda dengan gaya selingkung jurnal yang lain. Gaya selingkung umumnya dinyatakan dalam lembar gaya, atau diinformasikan melalui petunjuk bagi penulis. Oleh karena itu, penulis yang ingin mema- sukkan artikel ilmiahnya ke suatu jurnal tertentu, harus mengikuti gaya selingkung jurnal yang bersangkutan, jika berharap artikelnya dapat dimuat.
Penulisan Artikel untuk Jurnal Ilmiah ini penulis susun dalam rangka membantu para pemula yang akan memulai menulis artikel untuk jurnal ilmiah.


II. STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH

Kebanyakan artikel dalam jurnal ilmiah terbagi dalam delapan bagian utana yaitu: (i) judul; (ii) baris kepemilikan (iii) abstrak; (iv) pendahuluan; (v) material dan metode; (vi) hasil dan pembahasan (vii) kesimpulan; (viii) daftar pustaka.


A. Judul

Judul berfungsi memberikan informasi kepada pembaca mengenai isi naskah artikel ilmiah. Oleh karena itu judul harus dapat memberikan penjelasan pada saat berdiri sendiri. Sebagai pernyataan isi naskah, judul juga dapat digunakan sebagai indeks dalam publikasi ilmiah. Judul yang baik mudah diringkas menjadi judul yang pendek sebagai judul pelari (running head) yang biasa digunakan untuk tujuan editorial dan pencetakan. Ada dua macam judul, yaitu judul indikatif, dan judul informatif
Judul konvensional biasanya lebih bersifat indikatif—menyatakan subjek—daripada informatif—menyatakan kesimpulan. Mencoba menyusun judul in-formatif merupakan uji efektif apakah penelitian yang dilaporkan telah mengarah kepada kesimpulan yang tepat. Judul informatif mungkin akhirnya direvisi menjadi judul indikatif, karena banyak jurnal yang tidak meng-gunakan judul informatif.

Beberapa kriteria berikut dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun judul.
  1. Judul harus menyatakan secara jelas isi naskah;
  2. Judul harus sama persis dengan topik utama karya ilmiah yang ditulis;
  3. Menggunakan kata-kata atau istilah Indonesia yang dikenal, dan mudah dipa-hami oleh pembaca;
  4. Judul hendaknya pendek atau ringkas, panjang judul maksimum 15 patah kata;
  5. Hindari penggunaan kata-kata seperti: tinjauan tentang . . . .; studi tentang ....; kajian tentang . . . .; dan yang sejenisnya. Kata-kata tersebut meskipun sifatnya umum, tetapi dianggap mubadzir dan hanya akan memperpanjang judul;
  6. Hindari penggunaan anak judul (subtitle);
  7. Hindari penggunaan kata kerja, karena judul bukan suatu kalimat atau headline;
  8. Hindari penggunaan singkatan-singkatan yang tidak lazim;
  9. Hindari penggunaan angka atau simbol-simbol yang kopleks; judul secara teknis hendak-nya informatif, tidak misterius;
  10. Judul dapat memuat nama ilmiah organisme yang belum dikenal secara luas.

Cara efektif untuk menyusun judul ialah memulai dengan kata-kata kunci (key words) yang menunjukkan aspek utama isi karya ilmiah, kemudian dirangkaikan dengan kata-kata lain yang tepat. Jika mungkin, letakkan kata yang paling penting pada awal judul. Cara ini memiliki dua keuntungan. Pertama, adanya jaminan bahwa pelayanan pemayaran (scanning service) dapat menggolongkan artikel yang ditulis ke dalam klasifikasi yang benar; kedua, penulis akan mem-peroleh judul yang paling deskripitif.


B. Baris Kepemilikan (By-line)


Baris kepemilikan banyak digunakan dalam penulisan artikel untuk jurnal ilmiah, atau makalah untuk forum akademik. Baris kepemilikan terdiri dari dua bagian, yaitu nama (nama-nama) author dan afiliasi institusional.
Penulis (author) adalah seseorang yang membuat pertanggungjawaban secara intelektual mengenai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah lainnya dalam bentuk laporan formal. Oleh karena itu yang dicantumkan sebagai author hanyalah nama orang yang benar-benar ber-partisipasi secara material dalam perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil, pembahasan, dan penulisan laporan. Author senior yang secara historis ditulis pada urutan pertama, hendaknya orang yang telah memberikan sumbangan paling besar dalam memecahkan masalah, bukan orang yang lebih banyak bekerja menulis naskah. Dalam karya ilmiah, sebutan jabatan akademik / fungsional atau gelar kesarjanaan biasanya tidak dicantumkan.
Banyak ilmuwan beranggapan, bahwa menyantumkan nama orang yang tidak benar-benar terlibat dalam penulisan karya ilmiah adalah tidak etis. Penyantuman nama atasan sebagai supervisor atau nama kepala lembaga tempat di mana penulis bekerja adalah tidak perlu.
Nama institusi atau departemen ditulis beserta alamat pos, termasuk kode posnya atau alamat e-mail. Jika author tidak lama tinggal pada institusi di mana penelitian dilakukan, hendaknya dicantumkan alamat terakhir, untuk keperluan korespondensi atau permohonan cetak ulang. Nama institusi dapat ditulis pada catatan kaki, setelah sebelumnya memberikan super skrip tanda bintang di bela-kang nama.


C. Abstrak (Intisari)


Abstrak—abstrak informatif—bukan merupakan bagian integral suatu karya ilmi-ah / artikel ilmiah, melainkan merupakan tambahan yang berisi ikhtisar informasi kunci yang terdapat di dalam naskah, yang dimaksudkan untuk menyampaikan isi karya ilmiah secara singkat.
Abstrak mengikhtisarkan argumen mayor dan memberikan data pokok serta kesimpulan yang oleh penulis (author) dianggap sangat diperlukan oleh pem baca. Abstrak informatif yang baik sukar ditulis; secara ekstrem, yang satu kekurangan informasi, yang lain terlalu rinci. Memilih materi untuk abstrak harus mengingat bahwa abstrak harus mampu berdiri sendiri. Pada kenyataannya bagi pembaca yang sibuk, abstrak dianggap sebagai pengganti seluruh isi naskah karya ilmiah. Oleh karena itu harus cukup mengandung informasi untuk memenuhi mak sud tersebut. Abstrak karya ilmiah hasil penelitian memuat iformasi singkat mengenai hal-hal berikut.

  1. Ikhtisar masalah utama;
  2. Tujuan kegiatan ilmiah (penelitian);
  3. Material—subjek, bahan, dan alat yang digunakan termasuk maksud penggunaannya—metode, teknik observasi dan interpretasi data, serta aplikasi baru dari teknik dan peralatan standar;
  4. Hasil, makna hasil—termasuk tingkat beda nyata statistik—dan
  5. Kesimpulan.

Abstrak biasanya ditulis dengan cara yang berbeda dengan penulisan naskah, baik tipe huruf, dan / atau ukuran huruf yang digunakan, spasi, format, dan bahasa. Panjang abstrak antara 75 dan 250 kata.

Perlu diingat bahwa abstrak adalah ringkas, akurat, mudah dipahami, dan informatif. Di dalam abstrak tidak terdapat:

  1. tambahan, koreksi, atau informasi-informasi yang tidak terdapat di dalam naskah;
  2. tabel dan grafik;
  3. deskripsi secara rinci mengenai: eksperimen, organisme, metode standar, tek-nik, dan peralatan;
  4. penunjukan literatur (sitasi).

Di bawah abstrak dicantumkan kata-kata kunci (key-words) yang terdiri atas 3—6 kata, yang umumnya dipakai untuk memayar isi artikel dengan komputer dalam sistem pencarian infor-masi secatra cepat.


D. Pendahuluan


Pendahuluan (introduction) merupakan tempat yang sebaik-baiknya bagi penulis untuk membeberkan rencana keseluruhan karya ilmiah / artikel ilmiahnya kepada pembaca. Melalui pendahuluan, pembaca dituntun secara perlahan-lahan tetapi tepat ke arah pemikiran yang logis, mengenai penulisan karya ilmiah yang dilakukan oleh penulis. Pendahuluan memuat informasi-informasi sebagai berikut.


1. Identifikasi Subjek

Subjek / topik yang menjadi kajian utama hendaknya dinyatakan dengan menarik dan jelas serta selekas mungkin di dalam pendahuluan, diutamakan pada kalimat pertama.


2. Latar Belakang Teoritis dan Historis

Dalam kaitannya dengan teori, bagian ini menjelaskan pokok permasalahan secara teoritis, asal mulanya, mengikhtisarkan argumen yang relevan dengan data, dan menunjukkan bagaimana hubungan antara rancangan percobaan dan hipotesis terhadap pokok permasalahan yang akan dicari pemecahannya. Di samping itu dapat juga menjelaskan bagaimana hubungan rasional dan logika antara permasalahan dan maksud kegiatan ilmiah yang dilakukan, bagaimana implikasi teoritis kegiatan ilmiah yang dilakukan, dan bagaimana hubungannya dengan hasil penelitian terdahulu. Jika mungkin dengan sitasi pustaka yang tepat, pendek, dan ringkas, serta benar-benar relevan dengan tujuan penulisan karya / artikel ilmiah. Tunjukkan kontinuitas logis antara kegiatan ilmiah terdahulu dengan sekarang.
Latar belakang teoritis dan historis (theoretical and historical background) secara keseluruhan memberikan gambaran situasi yang mendorong penulis untuk melakukan kegiatan penulisan / penelitian.


3. Pernyataan Hipotesis


Bagi karya ilmiah / artikel ilmiah hasil penelitian, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris; atau jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis di-anggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Hipotesis memberikan alasan pemikiran perlunya dilakukan kegiatan ilmiah / penelitian.


4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup memberi batasan permasalahan yang akan dicari pemecahannya, kedalaman studi, luasnya perlakuan, dan faktor-faktor yang harus dimasukkan, dan / atau ditinggalkan.
Pembatasan masalah biasanya dinyatakan dengan perumusan masalah. Rumusan masalah didefinisikan sebagai kalimat tanya yang menghubungkan dua variabel. Oleh karena itu, perumusan masalah hendaknya ditulis dalam bentuk kalimat tanya atau pertanyaan, padat dan jelas. Semakin banyak pertanyaannya, semakin luas lingkup kajiannya. Rumusan masalah harus dapat memberikan petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data atau informasi untuk menjawab pertanyaan tersebut secara empiris.
Ada juga yang berpendapat, bahwa rumusan permasalahan tidak harus ditulis dalam bentuk kalimat pertanyaan (interogatif), tetapi dapat juga ditulis dalam bentuk kalimat pernyataan (deklaratif). Hanya saja, jika rumusan permasalahan ditulis dalam bentuk pertanyaan, akan lebih mudah pemecahannya, sebab jawaban pertanyaan itulah pemecahannya.


5. Tujuan yang Akan Dicapai

Tujuan penulisan menerangkan secara singkat dan spesifik mengenai tujuan yang akan dicapai oleh penulis / peneliti melalui kegiatan yang dilakukan. Tujuan hendaknya realistis dan mudah dicapai. Tujuan disesuaikan dengan perumusan permasalahan.



6. Metode yang Digunakan

Bagian ini memberikan penjelasan singkat mengenai metode yang digunakan, dan jika dianggap perlu hendaknya dikemukakan alasan pemilihan metode tersebut.

Perlu diingat bahwa pendahuluan tidak dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca tentang pentingnya kegiatan ilmiah / penelitian yang dilakukan oleh penulis / peneliti. Jika pembaca mengetahui bidang yang bersangkutan, pentingnya kegiatan ilmiah / penelitian tersebut akan mudah dimengerti.


E. Material dan Metode


Dalam eksperimen, material dan metode, termasuk rancangan eksperimennya hendaknya diuraikan secara rinci. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada pembaca atau ilmuwan lain mengadakan evaluasi atau duplikasi.


1. Material

Material meliputi: subjek—tumbuhan, hewan, atau manusia—bahan, dan alat.

a. Subjek


Subjek dapat berupa tumbuhan, hewan, dan manusia. Jika digunakan tumbuhan, sebutkan nama ilmiahnya, jumlah, karakteristiknya, dan bagaimana cara memperoleh atau seleksinya. Jika digunakan hewan, genus, spesies, jumlah strain, asal, dan ciri karakteristiknya—jenis kelamin, umur, berat badan, dan kondisi fisiologisnya—harus dirinci. Hindari detail yang tidak penting.

b. Bahan


Bahan dapat berupa obat-obatan, bahan kimia, ekstrak jaringan, enzim, hormon, dan sebagainya. Jika digunakan bahan yang sangat spesifik, uraikan dengan jelas merk dagangnya, pabrik pembuatnya, cara penggunaannya, penyalurannya, dan jalur administrasinya.

c. Alat yang Digunakan


Peralatan yang digunakan juga harus dideskripsikan secara rinci mengenai nama, tingkat ketelitian, jika perlu merk dagang, pabrik pembuatnya, dan spesifikasinya. Bagi alat-alat yang kompleks, apabila memungkinkan dapat disertakan gambar, diagram, atau fotonya.


2. Metode

Untuk memudahkan deskripsi, metode dapat dibagi menjadi subseksi: rancangan percobaan (experimental design), prosedur, metode observasi, dan interpretasi.

a. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan atau desain eksperimental adalah semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan. Rancangan percobaan meliputi: desain yang digunakan, ciri-ciri yang akan dianalisis, faktor-faktor yang mempengaruhi, variabel yang akan diukur, bagaimana perlakuannya, berapa kali replikasinya, bagaimana denah atau lay-out percobaannya, analisis dan model sta-tistik yang digunakan.

b. Prosedur

Prosedur menjelaskan kepada pembaca tahap demi tahap jalannya penelitian dari awal sampai akhir. Penjelasan harus lengkap; tetapi perlu diingat bahwa laporan ditujukan kepada pembaca yang ekspert. Jika prosedur dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan, tidak diperlukan deskripsi secara rinci.

c. Observasi dan Interpretasi Data

Bagian ini menerangkan bagaimana mengobservasi material selama penelitian, dan bagaimana menginterpretasi hasilnya. Jika menggunakan metode yang sudah banyak dikenal tanpa mo-difikasi, sebutkan nama metodenya saja, dan kutip pustaka yang memuatnya. Tetapi, jika dilakukan modifikasi dari metode yang terdahulu, harus dijelaskan bagaimana modifikasinya. Demikian juga harus dijelaskan jika menggunakan metode statistik yang tidak lazim.


F. Hasil dan Pembahasan


Dalam jurnal ilmiah, penggabungan antara hasil penelitian dan pembahasan adalah lazim, mengingat jumlah halaman yang tersedia bagi penulis terbatas.
Karena hasil penelitian akan menjawab pertanyaan peneliti, maka hasil menjadi bagian penting dari artikel ilmiah. Hasil dimulai dengan pandangan umum mengenai apa yang dikaji secara singkat. Kalimat pertama atau kedua dari deskripsi hasil hendaknya seperti teras berita (lead) pada surat kabar—ringkas, jelas hanya berisi pokok peristiwa, fakta paling penting, paling menarik—di mana titik utama hasil cepat dikemukakan. Kemudian diikuti paragraf berikutnya secara rinci, dalam rangkaian yang secara logis mendukung (atau data yang menentang) hipotesis, atau menjawab pertanyaan yang dinyatakan dalam pendahuluan.
Jika memungkinkan dapat ditampilkan tabel, grafik, gambar, dan foto. Data dan ilustrasi yang dimasukkan harus tepat dengan subjek karya ilmiah / laporan penelitian. Data numerik yang disajikan dalam tabel tidak memerlukan penjelasan dalam teks, kecuali nilai rata-rata kelompok data mungkin perlu dinyatakan kembali dalam teks, untuk memberikan penekanan bukti di mana kesimpulan di dasarkan.
Penarikan kesimpulan dari data numerik hendaknya didukung dengan pernyataan singkat kriteria statistik yang digunakan untuk analisis dan evaluasi. Dalam menulis hasil tidak setiap hal harus dimasukkan, kecuali jika dalam kajian digunakan subjek tunggal.
Pada waktu menganalisis hasil, formula statistik tidak dimasukkan, kecuali jika uji statistik yang digunakan adalah model baru, unik, atau dalam beberapa hal tidak bersifat standar, dan tidak lazim digunakan.
Hasil yang diketahui cacat karena kesalahan, seringkali dibuang. Akan tetapi jika ada keraguan mengenai sumber kesalahan, hasil hendaknya tetap digunakan dengan menye-butkan—tanpa permintaan maaf—adanya kesalahan. Lagipula di sini detail harus adekuat, karena pembaca mengharap akan memperoleh informasi teknis yang tepat.
Setiap hasil yang diperoleh, setelah dianalisis langsung dibahas, tidak perlu dipisahkan hasil sendiri, dan pembahasan sendiri. Pembahasan adalah bagian karya ilmiah yang merupakan mata rantai yang menghubungkan data hasil penelitian sebagai fakta, dengan kesimpulan yang ditarik oleh penulis atau peneliti. Dalam pembahasan pembaca dituntun melalui suatu penalaran yang logis dan akseptabel untuk sampai kepada kesimpulan yang sehat.
Perlu diingat oleh penulis, jangan sampai dalam pembahasan ini penulis mengemukakan penalarannya dengan kata-kata yang bernada menyombongkan diri, atau dengan kata-kata yang oleh pembaca dapat dirasakan sebagai sesuatu yang memandang rendah kemampuan pembaca; misalnya uraian yang panjang lebar atau diulang-ulang mengenai hal yang sangat sederhana dan jelas mudah dipahami. Lagipula harus diingat, bahwa belum tentu pembaca sepaham dengan penulis, dan menerima semua konsepsi yang penulis ajukan. Oleh karena itu dalam menyajikan bagian ini perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya kritik, tentangan atau tantangan. Melalui argumentasi yang tidak diduga oleh penulis, mungkin dari data hasil penelitian itu dapat ditunjukkan dan dibuktikan hal-hal yang berlawanan dengan yang dibuk-tikan oleh penulis.
Komponen utama yang perlu dikemukakan dalam pembahasan antara lain sebagai berikut.

  1. Interpretasi—pendapat atau pandangan teoritis—dan evaluasi peneliti terhadap hasil penelitian;
  2. Penjelasan apakah hipotesis yang dikemukakan dalam pendahuluan telah dapat dibuk-tikan;
  3. Penjelasan apakah berdasarkan hasil penelitian permasalahan telah terjawab atau telah dapat terpecahkan;
  4. Penjelasan apakah tujuan penelitian telah dapat dicapai;
  5. Apakah hasil penelitian telah menjawab pertanyaan yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian;
  6. Penjelasan mengenai hubungan antara hasil penelitian atau penemuan peneliti dengan hasil penelitian terdahulu, termasuk pembahasan penemuan terdahulu oleh peneliti lain, apakah sesuai atau tidak sesuai;
  7. Alasan yang kuat apabila terdapat ketidaksesuaian atau perbedaan antara hasil penelitian atau penemuan peneliti, dengan hasil penelitian terdahulu.

Jika terdapat keraguan mengenai hasil, hasil yang cacat, hasil yang tidak mendukung hipotesis, harus dijelaskan mengapa, apa sebabnya; apakah metode penelitiannya yang cacat, apakah dapat diperbaiki, dan sebagainya, sehingga pembaca benar-benar memperoleh informasi yang lengkap, dan tepat atau akurat.


G. Kesimpulan (Konklusi)


Kesimpulan (konklusi) adalah pernyataan pendapat yang dibuat berdasarkan fakta hasil penelitian, dan / atau premisum melalui penarikan kesimpulan (inference).
Inference adalah cara menyatakan mengenai sesuatu yang belum diketahui, berdasarkan sesuatu yang diketahui; atau, inference adalah proses berpikir yang bergerak dari observasi, melalui beberapa pengetahuan dan keyakinan sampai ke konklusi.

Ada beberapa tipe penarikan kesimpulan (inference) berdasarkan fakta yaitu: generalisasi (induksi), spesialisasi (deduksi), hubungan kausal-efek, dan generalisasi kausal-efek.
Penarikan kesimpulan yang didasarkan atas premisum juga ada beberapa tipe yaitu: argumen, silogisme, dan analogi. Premisum atau premis adalah: sesuatu yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan; kalimat atau proposisi yang dija-dikan dasar penarikan kesimpulan.


H. Daftar Pustaka (Referensi)


Daftar pustaka (referensi) adalah daftar alfabetis yang memuat pustaka-pustaka yang mengan-dung materi yang relevan dengan materi karya ilmiah / artikel ilmiah yang ditulis, dan benar-benar dikutip dalam teks.
Setiap jurnal memiliki format yang baku dalam penulisan daftar pustaka. Oleh karena itu, penulisan daftar pustaka sebaiknya dilakukan setelah mempelajari dengan seksama ketentuan dari jurnal yang bersangkutan, yang dicantumkan pada “petunjuk bagi penulis”.
Namun, secara umum informasi yang perlu dimasukkan ke dalam daftar pustaka, untuk buku adalah: nama (nama-nama) author; judul buku; fakta publikasi yang meliputi: nomor edisi, nomor jilid; kota penerbit, nama penerbit, dan tahun penerbitan.
Sementara untuk jurnal, informasi yang perlu dimasukkan adalah: nama (nama-nama) author, judul artikel; fakta publikasi yang meliputi: nama periodikal / jurnal; nomor volume; nomor seri terbitan; nomor halaman dari awal sampai akhir, dan tahun publikasi.
Penulisan nama author dapat menggunakan sistem Harvard, atau sistem Vancouver, sedangkan gaya penulisan dapat mengacu pada gaya CMS, CBE, CSE, atau APA, bergantung sistem mana yang diminta oleh jurnal.

Daftar alfabetis yang memuat pustaka-pustaka yang digunakan dalam Penulisan Artikel untuk Jurnal Ilmiah ini, sengaja diberi kepala (heading) “Bibliografi”, dan gaya penulisannya meng-gunakan gaya CMS.
Bibliografi, adalah daftar alfabetis yang memuat pustaka-pustaka yang mengandung materi yang relevan dengan materi karya ilmiah yang ditulis, baik yang dipublikasikan, maupun tidak dipublikasikan, dan dianggap berguna untuk menambah wawasan pembaca.
Pustaka-pustaka yang terdapat dalam bibliografi adalah pustaka-pustaka yang benar-benar dipelajari pada saat merencanakan kegiatan ilmiah, atau penulisan karya ilmiah, tetapi tidak seluruhnya dikutip dalam teks. Demikian juga tidak semua pustaka yang mengandung materi yang sesuai dengan materi karya ilmiah dimasukkan ke dalam bibliografi.



III. BIBLIOGRAFI


Lindsay, D. 1987. A guide to scientific writing. International Development Program of Australian Universities & Colleges.


Purnomo, H. 2009. Metode penulisan karya ilmiah. http://www.harso-purnomo. blogspot.com


Rivai, M.A. 1995. Pegangan gaya penulisan, penyuntingan, dan penerbitan karya ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


1 komentar:

  1. Yth. Pak Harsoyo, mohon nomor dan alamat kontaknya. Nugroho, DS. nugrohodjati_s@yahoo.co.id.

    BalasHapus