Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Kamis, 13 Agustus 2009

ROKOK




ROKOK SUMBER PENCEMAR PERSONAL BERBAHAYA
YANG DISUKAI KONSUMEN


Merokok merupakan sumber pencemaran personal dan lingkungan sosial yang menarik untuk
dibahas. Merokok merupakan suatu kegiatan yang jika sudah dimulai sukar untuk menghentikannya. Merokok menimbulkan risiko yang besar bagi perokok maupun bagi bukan perokok yang berada di sekitarnya.
Pada tahun 1979, J. Califano, Sekretaris Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Masyarakat Amerika Serikat menyatakan bahwa merokok merupakan pe-nyebab kematian terbesar di Amerika, yang seharusnya dapat dicegah. Sementara Sekretaris Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan Amerika Serikat terdahulu, menyatakan bahwa merokok sesungguhnya merupakan bunuh diri secara perlahan-lahan.
Sementara Pemerintah Indonesia memperingatkan bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Peringatan bahaya merokok tersebut dapat dijumpai dan dibaca di mana saja—di jalan-jalan protokol kota besar, sampai ke pelosok-pelosok—dalam bentuk poster, baliho, iklan rokok sendiri—melalui radio dan televisi—dengan berbagai bentuk dan ukuran, dan bahkan dalam setiap pak kemas-an rokok juga terdapat peringatan tersebut.



Rekor dalam Sejarah


Pada tahun 1975 perokok di Amerika rata-rata menghisap 4.040 batang rokok per orang per tahun. Pada tahun 1979, lebih dari 55 juta pria dan wanita Amerika merokok 615 milyar batang rokok. Sementara konsumsi dunia pada waktu itu lebih kurang 3 triliun batang per tahun.



Carcinogen di Dalam Rokok


Lebih dari 2.000 senyawa kimia terdapat di dalam asap rokok. Di antara senyawa-se-nyawa tersebut yang dianggap penting antara lain: karbon monoksida, karbon dioksida, amonia, nitrosamine, nitrogen oksida, hidrogen cyanida, sulfur, nitrit, keton, alkohol, dan akrolin.
Di dalam tar terdapat hidrokarbon yang carcinogenik, termasuk di dalamnya: nitrosamine, benzopyrene, anthracene, acridine, quinolin, benzena, naphtol, naphtalena, cresol, insektisida (DDT), dan unsur radioaktif potassium-40, radium-226, polonium-210. Di samping itu juga terdapat logam berat cadmium, dan nikel carbonyl.
Dari 56 merk rokok di Amerika diketahui mengandung nikotin 1,09—1,60 mg per batang; dan mengandung tar 17,4—27,1 mg per batang. Rokok di Indonesia mengan dung nikotin 1,1—2,6 mg per batang, dan tar 14—47 mg per batang.
Besarnya perbedaan kadar nikotin dan tar antara rokok produk Amerika, dan ro- kok produk Indonesia menunjukkan bahwa rokok produk indonesia lebih berbahaya daripada rokok produk Amerika.
Besarnya kandungan nikotin dan tar yang terdapat di dalam rokok yang masuk ke saluran pernapasan perokok, sangat bergantung pada teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan rokok, di samping kualitas tembakau dan bahan lain yang digunakan sebagai bahan dasarnya. Teknologi yang digunakan untuk menurunkan kadar nikotin dan tar yang masuk ke dalam saluran pernapasan, antara lain teknik pembuatan filternya. Teknik pembuatan filter akan menetukan ukuran pori filter rokok.
Terdapatnya bahan-bahan yang bersifat toksik dan karsinogenik di dalam rokok maka merokok dapat menimbulkan karsinoma (kanker) dan gangguan kesehatan lainnya.



Pengaruh Merokok terhadap Kesehatan


Pemakaian tembakau dalam bentuk rokok, cerutu, pipa cangklong, dan sebagai “susur” tanpa harus membakarnya, mempunyai risiko yang tinggi, baik bagi perokok sendiri, maupun bagi bukan perokok yang berada di sekitarnya. Berdasarkan data statistik, merokok dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, bergantung pada rokok yang dihisap, jumlahnya, usia mulai merokok, dan daya tahan seseorang.
Adapun penyakit yang dapat ditimbulkan karena merokok antara lain: kanker paru-paru, kanker mulut, kerongkongan, kanker ginjal, kanker kandung kencing, penyakit jantung / kardiovaskuler, penyakit paru-paru kronis, bronchitis, emphysema, gangguan pada organ reproduktif, gangguan kehamilan, kelahiran, dan genetik.
Asap rokok yang keluar dari ujung rokok yang dibakar lebih berbahaya daripada asap yang keluar dari mulut perokok. Efek yang timbul bagi bukan perokok sama dengan bagi perokok. Suatu fakta menunjukkan bahwa para isteri yang suaminya perokok berat, mempunyai risiko berkembangnya kanker paru-paru lebih tinggi, dibandingkan para isteri yang suaminya bukan perokok, demikian juga kemungkinan timbul bronchitis bagi anak-anak yang ayah / ibunya merokok. Sebagian besar bukan perokok akan mengalami iritasi pada mata, dan hidungnya jika terekspose oleh asap rokok.



Ketergantungan pada Rokok


Meningkatnya jumlah prokok diduga erat hubungannya dengan semakin gencarnya promosi rokok dewasa ini. Iklan rokok dapat dijumpai di mana saja, kapan saja, dalam berbagai bentuk, model, dan cara penyajiannya. Iklan rokok telah mendominir iklan pro duk lainnya.
Jika diamati secara seksama, sesungguhnya iklan rokok (kebanyakan) justru “menipu”, yang memberikan kesan bahwa: perokok berjiwa muda, atraktif, fantastis, sportif, sehat, seksi, dan hal-hal yang tidak wajar lainnya.
Adapun yang menyebabkan orang sulit berhenti merokok antara lain karena efek merokok baru akan tampak setelah lebih kurang 20 tahun kemudian. Akibatnya akan berkembang mythos “it will never happen to me” di kalangan para perokok. Efek fisio-logis nikotin relatif lembut, dan kompleks. Ketergantungan terhadap rokok karena rokok dianggap sebagai penenang, stimulan yang lembut, dan dapat menghilangkan rasa bosan, yang akibatnya akan timbul “tobacco habituation”. Beberapa individu yang berhenti merokok secara tiba-tiba akan menderita: mudah marah, gangguan tidur, melemahnya konsentrasi dan memori, kecemasan, ketagihan tembakau, dan gangguan pencernaan.



Menghadapi Masalah Merokok


Untuk mengurangi ancaman kesehatan akibat pencemaran asap rokok, dapat ditempuh antara lain dengan program komprehensif, dan cara-cara menghadapi perokok.



1. Program Komprehensif


Program komprehensif meliputi:
a. mencegah anak-anak muda dari hal-hal yang berkaitan dengan cara memperoleh rokok;
b. melarang semua bentuk iklan, atau sekurang-kurangnya membatasi
dalam cetakan hitam putih, demikian juga iklan-iklan yang bersifat “menipu”;
c. memberlakukan dan memegang teguh peraturan yang tegas untuk melindungi bukan perokok pada semua tempat umum, dan menanamkan keberanian bagi semua kantor dan perusahaan untuk tidak mengijinkan merokok, kecuali pada tempat khusus yang disediakan;
d. menghilangkan semua subsidi finansial bagi industri tembakau, memberikan ganti rugi bagi yang kehilangan income karenanya, membantu memberi subsidi kepada para petani untuk menanam tanaman yang menyehatkan;
e. mengharuskan bahwa kandungan tar, nikotin, dan bahan kimia lainnya yang mem- bahayakan lainnya pada semua rokok untuk tidak melampaui level tertentu;
f. mengembangkan penelitian terhadap pengganti tembakau, dan mengurangi bahaya merokok atau memperkecil risiko kesehatan bagi yang tetap memilih menjadi pero- kok, atau bagi yang tidak dapat berhenti merokok.



2. Menghadapi Perokok


Untuk melokalisir atau mempersempit ruang lingkup bagi perokok dalam hubungannya dengan masalah kesehatan global, cara-cara berikut dapat ditempuh.
a. Melarang merokok di tempat umum yang tertutup seperti kantor, kendaraan umum, dan sebagainya, dan hanya mengizinkan di tempat-tempat khusus.
b. Perokok yang ingin merokok harus minta izin orang lain, atau tidak merokok di dekat orang lain.
c. Keberatan bukan perokok terhadap orang yang merokok harus ditingkatkan, untuk mencegah masuknya bahan-bahan kimia berbahaya ke dalam tubuh.
d. Perokok harus sadar untuk merokok di tempat yang terpisah atau di lingkungan perokok lainnya.



Kiat Berhenti Merokok


American Lung Association telah menyusun kerangka strategi populer untuk berhenti merokok, dan orang-orang yang telah mengikuti strategi tersebut umumnya berhasil dengan baik. Adapun kerangka strategi populer untuk berhenti merokok tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tulis hari dan tanggal kapan Anda akan berhenti merokok, dan buat persetujuan dengan diri Anda sendiri terhadap efek yang akan timbul;
2. Buat daftar yang meliputi: (i) semua alasan mengapa Anda terus menerus merokok; (ii) semua yang berkaitan dengan merokok (kopi, alkohol, dan sebagainya); (iii) se- mua alasan mengapa tidak berhenti merokok; (iv) semua alasan mengapa hendak berhenti merokok; (v) semua keuntungan jika berhenti merokok; (vi) setiap rokok yang Anda hisap selama dua minggu terakhir sebelum rencana berhenti merokok; (vii) semua situasi yang dianggap mengganggu jika tidak merokok;
3. Pilih pengganti rokok;
4. Simpan semua puntung rokok selama dua minggu sebelum tanggal mulai berhenti merokok, kemudian letakkan semua puntung tersebut ke dalam gelas, dan diisi air, lalu letakan pada tempat yang mudah terlihat; setiap Anda ingin merokok, buka tu- tup gelas, cium baunya;
5. Siapkan untuk mencegah gejala-gejala batuk, sembelit, kelelahan, pusing, sakit teng-gorokan, gangguan tidur, di mana gejala-gejala tersebut akan hilang atau berkurang setelah satu minggu;
7. Mulai dengan program latihan setiap hari—jalan-jalan, lari pagi, dan sebagainya—dan makan yang cukup;
8. Ceriterakan kepada orang-orang yang Anda kenal, bahwa Anda mulai berhenti merokok, dan katakan kepada mereka bagaimana mereka dapat membantu;
9. Gunakan teknik perangkap untuk memutuskan keinginan merokok, misalnya: (i) saya kuat melakukan; (ii) coret, gores dengan tinta, atau cubit badan Anda; (iii) pakai gelang karet, tarik kuat-kuat, dan lepaskan, lakukan setiap Anda ingin merokok; (iv) tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan, ulangi beberapa kali sampai keinginan merokok hilang; (v) hindari tempat-tempat dan situasi merokok, serta hindari orang-orang yang sedang merokok; (vi) mandi, ambil minum, dan sebagainya; (vii) jauhkan rasa rindu terhadap rokok, bagaimana pun Anda ingin merokok;
10. Jangan merenungkan keinginan Anda untuk merokok, karena Anda telah merokok untuk rokok Anda yang terakhir;
11. Jangan memikirkan kapan gangguan akan berakhir, ubahlah kebiasaan yang mebo- sankan, alihkan perhatian Anda sendiri;
12. Akhirnya tandatangani kontrak tidak merokok dengan diri Anda sendiri.

Selamat mencoba semoga berhasil.

Bibliografi

Botkin, D.B. and E.A. Keller. 2005. Environmental science. 5th ed. California: John Wiley, & Sons. Inc.

Miller, G.T. Jr. 2005. Living in the environment principles, connections, and solutions. 4th ed. Australia: Thomson Lerning, Inc.


Purnomo, H. 2006. Dasar dasar ilmu lingkungan. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar